MAKALAH
“ TAWURAN ANTAR SISWA “
Disusun
Oleh :
KELOMPOK
1 :
Ø ???
Ø ???
SMP NEGERI 5 MASBAGIK
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT tuhan yang
maha esa atas segala taufik dan hidayah Nya, sehingga karya tulis ini dapat
diselesaikan sesuai waktu yang ditentukan.
Makalah yang berjudul Perilaku Sosial Tawuran Antar Siswa ini merupakan hasil penyusunan saya
juga dibantu oleh teman-teman yang telah memberikan bahan sehingga karya tulis
ini dapat diselesaikan dengan baik.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai pembuka
cakrawala bagi semua kalangan baik pemerintah, masyarakat maupun keluarga untuk
dapat bekerja sama dalam menyiapkan kader-kader dan generasi bangsa, untuk
mengurangi tingginya tingkat agresivitas maupun kenakalan remaja khususnya pada
perkelahian massal yang kerap kali dilakukan oleh para remaja kota. Memberikan
solusi dan pengetahuan bagi para pembaca.
Saya sangat menyadari karya tulis ini banyak kekurangan dan
kelemahan. Oleh karena itu saran dan masukan dari pembaca dan rekan-rekan saya
harapkan semoga dapat memberikan nilai tambahan bagi kita semua.
DAFTAR ISI
HALAMAN
AWAL................................................................................................
KATA
PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR
ISI............................................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN.......................................................................................
A. Latar
Belakang...............................................................................................
B. Rumusan
Masalah..........................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................
D. Sasaran...........................................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN.........................................................................................
A. Pengertian
Tawuran.......................................................................................
B. Faktor-Faktor
Penyebab Tawuran..................................................................
C. Macam-Macam
Tawuran................................................................................
D. Dampak
Tawuran...........................................................................................
E. Contoh
Tawuran............................................................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan.
Hal ini terbukti dengan peristiwa – peristiwa tawuran para pelajar yang saat
ini sedang maraknya terjadi. Tawuran sudah tidak lagi menjadi pemberitaan yang
asing lagi ditelinga kita .
Banyaknya
tawuran antar pelajar yang terjadi di kota – kota besar di Indonesia merupakan
sebuah fenomena yang menarik untuk di bahas. Perilaku pelajar yang anarkis
berasal dari banyak faktor yang mempengaruhi baik faktor internal ataupun
eksternal. Tawuran pelajar bukan hanya mengakibatkan
kerugian harta benda atau korban cidera tetapi bisa sampai merenggut nyawa
orang lain. Di mata mereka nyawa tidak ada harganya, bahkan mereka merasa
bangga jika berhasil membunuh pelajar sekolah lain yang mereka anggap musuh
mereka. Kekerasan dianggap sebagai solusi yang paling tepat untuk menyelesaikan
suatu masalah tanpa memikirkan akibat-akibat buruk yang ditimbulkan.
Tawuran antar pelajar semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng, Perilaku
anarki ini selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat, mereka sudah
tidak merasa kalau perbuatan mereka itu sangat tidak terpuji dan mengganggu
ketenangan masyarakat, sebaliknya mereka merasa bangga jika masyarakat itu
takut dengan geng atau kelompoknya, padahal seorang pelajar seharusnya tidak
melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti itu.
Pada saat bersamaan masyarakat hanya bisa menyaksikan
kekerasan demi kekerasan terjadi antara mereka dan seringkali mencaci perbuatan
mereka tanpa berusaha mencari solusi yang bijak akan permasalahan tersebut. Memojokkan mereka dari
sudut pandang negatif yang ada, seolah-olah seperti seorang terdakwa yang telah
mendapat vonis hukum, yang dipastikan sebentar lagi akan masuk penjara. Padahal
sebenarnya tidak bisa dikatakan sepenuhnya bahwa kesalahan itu berasal dari
dalam diri atau faktor internal pelajar itu sendiri.
Masyarakat yang peduli terhadap lingkungan remaja menjadi sangat
penting untuk menciptakan suasana yang bersahabat dengan mereka. Masyarakat
sering tidak peka terhadap respon yang di timbulkan remaja. Sehingga tidak
sedikit remaja mengalami semacam gejolak jiwa yang berupa agresi guna
menunjukkan keberdaan mereka dalam suatu lingkungan.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dari laporan yang kami yaitu :
1. Apa pengertian tawuran?
2. Apa faktor yang menyebabkan
terjadinya tawuran?
3. Apa dampak dari tawuran?
4. Bagaimana cara mencegah terjadinya
tawuran?
C.
Tujuan
Tujuan dari laporan kami yaitu:
1. Berbagi informasi mengenai tawuran antar pelajar.
2. Memberikan gambaran kepada pembaca dampak tawuran kelompok pelajar.
3. Mengetahui peran keluarga, guru dan Pemerintah terhadap kecenderungan kenakalan remaja khususnya tawuran antar pelajar.
4. Cara mengatasi Tawuran antar pelajar.
D. Sasaran
Penulisan
ini ditujukan kepada seluruh kalangan masyarakat khususnya para pelajar dimana
akhir-akhir ini sering terjadi tawuran antar pelajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian tawuran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) “tawuran”dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak
orang.
Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja
digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency).
Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis
delikuensi yaitu :
1.
Delikuensi situasional, perkelahian terjadi
karena adanya situasi yang “mengharuskan” mereka untuk berkelahi. Keharusan itu
biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat.
2.
Delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat
perkelahian itu berada di dalam suatu organisasi tertentu atau geng. Di sini
ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti angotanya, termasuk
berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh kebanggaan apabila dapat melakukan apa yang
diharapkan oleh kelompoknya. Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa remaja
seorang remaja akan cenderung membuat sebuah genk yang mana dari pembentukan
genk inilah para remaja bebas melakukan apa saja tanpa adanya peraturan-peraturan
yang harus dipatuhi karena ia berada dilingkup kelompok teman sebayanya.
Menurut Mansoer (dikutip dalam Solikhah, 1999)
“perkelahian pelajar” atau yang biasa disebut dengan tawuran adalah perkelahian
massal yang merupakan perilaku kekerasan antar kelompok pelajar laki-laki yang
ditujukan pada kelompok pelajar dari sekolah lain.
Tawuran adalah salah satu bentuk kenakalan remaja, yaitu
kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan melanggar aturan yang dapat
mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang
lain. Umumnya dilakukan oleh remaja di bawah umur 17 tahun.
Aspek kecenderungan kenakalan remaja terdiri dari :
1)
Aspek perilaku yang melanggar aturan atau status.
2)
Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang
lain.
3)
Perilaku yang mengakibatkan korban materi.
4)
Perilaku yang mengakibatkan korban fisik.
Tawuran atau Tubir adalah istilah yang sering digunakan
masyarakat Indonesia,
khususnya di kota-kota besar sebagai perkelahian atau tindak kekerasan.Biasanya
dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Tawuran merupakan suatu
penyimpangan sosial yang berupa perkelahian.
Tawuran merupakan suatu kegiatan perkelahian atau tindak
kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat.
B.
Faktor-faktor penyebab tawuran
Berikut ini adalah faktor-faktor
yang menyebabkan tawuran pelajar, diantaranya :
a.
Faktor Internal
Faktor
internal ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui
proses internalisasi diri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan
disekitarnya dan semua pengaruh yang datang dari luar. Remaja yang melakukan
perkelahian biasanya tidak mampu melakukan adaptasi dengan lingkungan yang kompleks.
Maksudnya, ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan keanekaragaman pandangan,
ekonomi, budaya dan berbagai keberagaman lainnya yang semakin lama semakin
bermacam-macam.
Para remaja yang mengalami hal ini akan lebih tergesa-gesa dalam memecahkan segala
masalahnya tanpa berpikir terlebih dahulu apakah akibat yang akan ditimbulkan. Selain itu, ketidakstabilan emosi
para remaja juga memiliki andil dalam terjadinya perkelahian. Mereka biasanya
mudah friustasi, tidak mudah mengendalikan diri, tidak peka terhadap
orang-orang disekitarnya. Seorang remaja biasanya membutuhkan pengakuan
kehadiran dirinya ditengah-tengah orang-orang sekelilingnya.
b.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang
datang dari luar individu, yaitu :
1.
Faktor Keluarga
Keluarga
adalah tempat dimana pendidikan pertama dari orangtua diterapkan. Jika seorang
anak terbiasa melihat kekerasan yang dilakukan didalam keluarganya maka setelah
ia tumbuh menjadi remaja maka ia akan terbiasa melakukan kekerasan karena
inilah kebiasaan yang datang dari keluarganya. Selain itu ketidak harmonisan
keluarga juga bisa menjadi penyebab kekerasan yang dilakukan oleh pelajar.
Suasana keluarga yang menimbulkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta
hubungan keluarga yang kurang baik dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi
setiap usia terutama pada masa remaja.
Menurut
Hirschi (dalam Mussen dkk, 1994). Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa
salah satu penyebab kenakalan remaja dikarenakan tidak berfungsinya orang tua
sebagai figure teladan yang baik bagi anak (hawari, 1997).
Berdasarkan
hasil penelitian ditemukan bahwa salah satu penyebab kenakalan remaja
dikarenakan tidak berfungsinya orang tua sebagai figure teladan yang baik bagi
anak (hawari, 1997). Jadi disinilah peran orangtua sebagai penunjuk jalan
anaknya untuk selalu berprilaku baik.
2.
Faktor Sekolah
Sekolah
tidak hanya untuk menjadikan para siswa pandai secara akademik namun juga
pandai secara akhlaknya . Sekolah merupakan wadah untuk para siswa
mengembangkan diri menjadi lebih baik. Namun sekolah juga bisa menjadi wadah
untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini dikarenakan hilangnya kualitas
pengajaran yang bermutu. Contohnya disekolah tidak jarang ditemukan ada seorang
guru yang tidak memiliki cukup kesabaran dalam mendidik anak muruidnya akhirnya
guru tersebut menunjukkan kemarahannya melalui kekerasan. Hal ini bisa saja
ditiru oleh para siswanya. Lalu disinilah peran guru dituntut untuk menjadi
seorang pendidik yang memiliki kepribadian yang baik.
3.
Faktor Lingkungan
Lingkungan
rumah dan lingkungan sekolah dapat mempengaruhi perilaku remaja. Seorang remaja
yang tinggal dilingkungan rumah yang tidak baik akan menjadikan remaja tersebut
ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering remaja lihat akan membentuk pola
kekerasan dipikiran para remaja. Hal ini membuat remaja bereaksi anarkis. Tidak
adanya kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu senggang oleh para pelajar
disekitar rumahnya juga bisa mengakibatkan tawuran.
4.
Faktor Pacar
Masalah
pacar seperti berebut pacar, saing-saingan pacar, ada yang menggoda pacar satu
sekolah, juga acapkali menimbulkan tawuran yang kemudian bereskalasi menjadi
tawuran antar sekolah yang melibatkan massa yang besar karena solidaritas atas
sesama.
5.
Faktor Geng
Hampir
setiap sekolah terutama sekolah negeri memiliki geng yang didirikan oleh
kakak-kakak kelas, yang kemudian diwariskan kepada adik-adiknya di sekolah.
Proses pewarisan geng ini kepada adik kelas sekaligus menanamkan budaya geng
yang harus ditaati dan dilaksanakan telah menjadikan sekolah sebagai pusat
tawuran dan bullying. Mereka yang sudah telanjur menjadi anggota geng, tidak
berani mengundurkan diri, karena takut mendapat perlakukan kasar dan
membahayakan jiwa mereka. Pengaruh alumni dari geng suatu sekolah sangat kuat,
sehingga kekerasan seolah menjadi budaya yang sulit dihapus.
6.
Faktor Ekonomi
Masalah
ekonomi juga acapkali menjadi faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran.
Kesenjangan ekonomi antar pelajar, dan persaingan antar sesama, menyebabkan
sering terjadi tawuran di kalangan pelajar dan masyarakat.
C.
Macam-macam tawuran
a.
Tawuran di tingkat sekolah
Tawuran
paling banyak diartikan sebagai perkelahian massal antaradua kubu siswa suatu
sekolah. Misalnya tawuran antar SMA C melawan SMA D yang sering diakibatkan
oleh hal-hal sepele, mulai dari saling mengejek, sampai tawuran karena salah
satu sekolah memang ingin mengajak tawuran sekolah lain karena hanya ingin
bersenang-senang.
b.
Tawuran di tingkat fakultas
Tawuran
di tingkat fakultas (kampus) biasanya dilakukan antar mahasiswa kampus
itu sendiri, namun berbeda faklutas.Misalnya mahasiswa fakultas XXX mempunyai
masalah dengan fakultas lain; maka tawuran biasanya akan terjadi di dalam area
universitas / kampus. Sebab tawuran di tingkat fakultas biasanya hampir sama
dengan sebab tawuran di tingkat sekolah.
D.
Dampak Tawuran
Tawuran
antar pelajar yang ada di Indonesia saat ini sudah menjadi agenda rutin dan
sepertinya sudah membudaya dalam kalangan mereka. Banyak tawuran yang terjadi
antar sekolah hanya karena dendam dari alumni yang tidak terbalas dan
akhirnya menjadi budaya turun temurun yang susah untuk dihapuskan atau
dihilangkan dari sekolah tersebut. Apabila tawuran tetap ditumbuh kembangkan di
kalangan pelajar maka akan menimbulkan dampak negatif berupa kerugian. Tidak
hanya bagi mereka para pelajar dan sekolah yang bersangkutan, namun juga
masyarakat sekitar.
Kerugian
tersebut antara lain:
a. Kerusakan tempat tawuran / material.
Dalam kerusakan di tempat mereka melakukan aksi tersebut kebanyakan dari para
pelaku tawuran tidak mau bertanggung jawab atas kerusakan yang mereka
timbulkan. Biasanya
mereka hanya lari setelah puas melakukan tawuran. Contohnya pecahnya kaca pada
mobil, perusakan fasilitas umum, pembakaran ban ataupun kendaraan bermotor dsb.
b. Rusaknya citra baik sekolah.
Pencitraan yang baik yang telah dibangun oleh para perangkat sekolah, baik itu
kepala sekolah, jajaran guru dan karyawan, serta prestasi yang diraih oleh
murid yang lain akan pudar dan sirna apabila murid-murid yang lain masih
mempertahankan tradisi tawuran. Akibatnya di tahun ajaran berikutnya, peminat calon murid
baru akan berkurang.
c. Adanya korban jiwa.
Tawuran
antar pelajar selain merugikan secara material juga mengakibatkan adanya korban
jiwa. Misalnya tawuran antar pelajar yang menggunakan senjata tajam seperti
batu, clurit, dan senjata tajam lainnya menyebabkan adanya korban luka baik
korban luka ringan maupun berat, dan bisa juga ada korban meninggal.
d. Dampak psikis.
Contohnya
keresahan masyarakat dan traumatik. Keresahan masyarakat ini akan menimbulkan
rasa tidak percaya terhadap generasi muda yang seharusnya menjadi agen
perubahan bangsa. Selain keresahan itu, traumatik bisa dialami oleh masyarakat yang
ada di lokasi saat terjadi tawuran. Masyarakat akan menjadi takut dan tidak
berani lagi berhadapan dengan kelompok pelajar.
e. Rasa malu orang tua dan pihak
sekolah atas ketidakberhasilan mendidik anak didiknya.
f.
Proses
pembelajaran yang tertunda, dikarenakan skorsing ataupun di keluarkan dari
sekolah.
g.
Dipenjarakan.
a.
Menurunnya
moralitas para pelajar
Yang paling dikhawatirkan oleh para pendidik adalah berkurangnya penghargaan
siswa terhadap toleransi, perdamaian dan nilai-nilai hidup orang lain. Para
pelajar itu belajar bahwa kekerasan adalah cara yang paling efektif untuk
memecahkan masalah mereka, dan karenanya memilih untuk melakukan apa saja agar
tujuannya tercapai. Akibat yang terakhir ini jelas memiliki konsekuensi jangka
panjang terhadap kelangsungan hidup bermasyarakat di Indonesia.
E.
Contoh tawuran
a. 3 Mei 2012
Satu pelajar meninggal dunia diantara luka-luka akibat tawuran pelajar di Jalan
Ampera RT 03/05 Bekasi Timur, Kota Bekasi. Korban tewas diketahui bernama Bayu
Dwi Kurniawan (16). Ia tewas dengan luka bacok di tubuhnya, sedangkan dua
rekannya Rahman Aldi (17), dan Muhaji Adenan (16) dirawat akibat terkena
lemparan batu.
b. 26 Juli 2012
Tawuran siswa SMA Budi Utomo dengan Santa Yoseph di Jalan Kramat Raya Senen,
Jakarta Pusat. Korban benama Roni (28). Ia mengalami luka bakar di bagian kaki
kanannya akibat lemparan air keras.
c. 29 Agustus 2012
Siswa SMP bernama Jasuli (16) meninggal dunia akibat tawuran di Stasiun Panjang
Buaran Duern Sawit, Jakarta timur. Jasuli tewas tersambar Kereta Api yang
melintas. Ia yang sebelumnya terlbat tawuran dengan pelajar lain itu tak
menyadari kereta api. Alhasil ia pun tersambat dan terseret hingga tewas.
d. 12 September 2012
Tawuran kembali merenggang nyawa, kali ini pelajar kelas SMK Baskara Pancoran
Mas Depok bernama Didik Triyuda. Ia tewas setelah terlibat tawuran di Jalan
Raya Sawangan perempatan masjid Mampang Pancoran Mas Depok.
e. 26 September 2012
Tawuran yang merenggut nyawa Deni Januar (27), siswa kelas XII SMA Yayasan
Karya 66. Ia tewas setelah dibacok dibagian perut oleh siswa STM Kartika Zeni
di Manggarai, Jakarta Selatan, rabu siang.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Permasalahan yang timbul seperti Tawuran antar pelajar memang bukanlah masalah
sepele, dikarenakan makin banyaknya peristiwa serupa yangterjadi belakangan
ini, hal ini sangat disayangkan karena tidakan tersebut sangatlah tidak
terpuji, dan eksistensi diri para pelajarlah sebagai pemicu terjadinya bentrok
antar pelajar.
Kita harus
semakin prihatin akan peristiwa yang terjadi disekitar kita, karena banyak
faktor yang melatar belakanginya, antara lain faktor internal, yaitu pribadi
atau individu dan faktor eksternal, seperti : orang tua, sekolah, dan lingkungan
sekitar, dalam hal ini orang tua sangat memiliki peranan penting dalam mendidik
anak, karena teladan dan contoh yang baik bisa membuat seorang anak menjadi
baik, begitupula sebaiknya, dan peran serta sekolah serta lingkungan juga
sangat diharapkan, dimana kondisi yang kondusif bisa berdampak pada keadaan
sekitar.
Perkelahian
terjadi karena adanya situasi yang mengharuskan mereka untuk berkelahi.
Biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat
kekerasan makin mewabah di mana-mana. Wajah-wajah beringas para remaja kita
telah menjadi momok tersendiri di tengah-tengah masyarakat yang makin tak
karuan ini. Karena para remaja nantinya akan jadi generasi akan menjadi penerus
bangsa ini dan mampu menjadi pemimpin keluarga masa kelak mendatang. Banyak hal
yang bisa dipelajari dari peristiwa ini, selain dari dampak yang tentunya
sangat-sangat merugikan diri sendiri dan juga orang lain, serta cara-cara yang
bisa diterapkan untuk menghindari terjadinya tawuran.
B.
Saran
Dalam menyikapi masalah remaja
terutama tentang tawuran pelajar diatas, kami memberikan beberapa saran.
Diantaranya :
a.
Membuat Peraturan Sekolah Yang Tegas
Bagi siswa siswi yang terlibat dalam
tawuran akan dikeluarkan dari sekolah. Jika semua siswa terlibat tawuran maka
sekolah akan memberhentikan semua siswa dan melakukan penerimaan siswa baru dan
pindahan. Setiap pelajar siswa siswi harus dibuat takut dengan berbagai hukuman
yang akan diterima jika ikut serta dalam aksi tawuran. Bagi yang membawa
senjata tajam dan senjata khas tawuran lainnya juga harus diberi sanksi.
b.
Memberikan pendidikan anti tawuran
Pelajar diberikan pemahaman tentang
tata cara menghancurkan akar-akan penyebab tawuran dengan melakukan
tindakan-tindakan tanpa kekerasan jika terjadi suatu hal, selalu berperilaku
sopan dan melaporkan rencana pelajar-pelajar badung yang merencanakan
penyerangan terhadap pelajar sekolah lain. Jika diserang diajarkan untuk
mengalah dan tidak melakukan serangan balasan, kecuali terpaksa.
c.
Memisahkan pelajar berotak kriminal dari pelajar yang lain
Setiap manusia memiliki sifat bawaan
masing-masing. Ada yang baik, yang sedang dan ada yang kriminil. Daripada
menularkan sifat jahatnya kepada siswa yang lain lebih baik diidentifikasi dari
awal dan dilakukan bimbingan konseling tingkat tinggi untuk menghilangkan
sifat-sifat jahat dari diri siswa tersebut. Jika tidak bisa dan tetap
berpotensi tinggi membahayakan yang lain segera keluarkan dari sekolah.
d.
Kolaborasi belajar bersama antar sekolah
Selama ini belajar di sekolah hanya
di situ-situ saja sehingga tidak saling kenal mengenal antar pelajar sekolah
yang satu dengan yang lainnya. Seharusnya ada kegiatan belajar gabungan antar
sekolah yang berdekatan secara lokasi dan memiliki kecenderungan untuk terjadi
tawuran pelajar. Dengan saling kenal mengenal karena sering bertemu dan
berinteraksi maka jika terjadi masalah tidak akan lari ke tawuran pelajar,
namun diselesaikan dengan cara baik-baik.
e.
Membuat program ekstrakurikuler tawuran
Diharapkan setiap sekolah membuat
ekskul konsep baru bertema tawuran, namun tawuran pelajar yang mendidik,
misalnya tawuran ilmu, tawuran olahraga, tawuran otak, tawuran dakwah, tawuran
cinta, dan lain sebagainya yang bersifat positif. Tawuran-tawuran ini sebaiknya
bukan bersifat kompetisi, tetapi bersifat saling mengisi dan bekerjasama
sehingga bisa bergabung dengan ekskul yang sama di sekolah lain.
f.
Patroli polisi dan satpol PP
Patroli polisi dan satpol PP
diintensifkan saat jam pulang sekolah, karena siswa atau mahasiswa yang berbeda
almamater biasanya akan cepat tersulut emosinya saat mereka berpapasan dengan
jumlah yang banyak.
DAFTAR
PUSTAKA
iftitahnj.blogspot.co.id/2011/06/makalah-tawuran-pelajar.html
0 komentar:
Posting Komentar