Pada lithosfer terdapat tiga jenis
batuan yaitu:
- Batuan beku
- Batuan sedimen
- Batuan metamorf
- Awal Mula Batuan
- Semua batuan pada mulanya dari magma
- Magma adalah benda cair, panas, pijar yang bersuhu diatas 1000˚C
- Lava adalah magma yang sudah muncul ke permukaan
- Lahar adalah lava yang bercampur dengan gas, meterial piroklastik, air, tanah tumbuhan
Magma
keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi. Gunung
berapi ada di daratan ada pula yang di lautan. Magma yang sudah mencapai
permukaan bumi akan membeku. Magma yang membeku kemudian menjadi batuan beku.
Batuan beku muka bumi selama beribu-ribu tahun lamanya dapat hancur terurai
selama terkena panas, hujan, serta aktivitas tumbuhan dan hewan. Selanjutnya hancuran
batuan tersebut tersangkut oleh air, angin atau hewan ke tempat lain untuk
diendapkan. Hancuran batuan yang diendapkan disebut batuan endapan atau batuan
sedimen. Baik batuan sedimen atau beku dapat berubah bentuk dalam waktu yang
sangat lama karena adanya perubahan temperatur dan tekanan. Batuan yang berubah
bentuk disebut batuan malihan atau batuan metamorf.
- Batuan Beku
Dimulai
dari batuan beku, batuan beku adalah batuan cair pijar atau magma dari
dalam bumi yang membeku. Berdasarkan tempat proses membekunya batuan-batuan
beku tersebut terdiri atas :
Batuan
dalam, membeku secara perlahan-lahan di dalam
Batuan
korok, membeku di daerah korok
Batuan
leleran, membeku secara tiba-tiba di permukaan bumi
Batuan
beku dibedakan berdasarkan sifat kimiawinya yaitu :
Batuan
asam, mengandung banyak asam salisilat merupakan senyawa silikon dan oksida,
mengandung kwarsa berwarna keputih-putihan.
Batuan
basa, kadar asam salisilatnya rendah banyak mengandung magnesium dan besi,
warnanya gelap/hitam
Berikut adalah contoh-contoh batuan
beku :
- Granit
Proses
terbentuk
: Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma berkomposisi asam yang
membeku di dalam dapur magma, sehingga batu ini merupakan jenis batu beku
dalam.
Massa
jenis
: sekitar 2,2 – 2,3 gram/cm3
Warna
: putih, abu-abu, atau campuran keduanya.
Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran sungai
besar ataupun di dasar sungai.
Batu Granit dapat digunakan sebgai :
Batu
bahan bangunan
Monumen
Jembatan
Jebagai
dekorasi
Bahan
tegel
dll.
2. Gabro
Proses
Terbentuk :
terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung. Termasuk batuan dalam
Massa
Jenis
:2,9 – 3,21 gram/cm3
Warna
: Gelap kehijauan , coklat bercampur putih
Karakteristik
lain : Batuan gabro
berwarna gelap kehijauan, menunjukkan kandungan silika rendah sehingga magma
asal bersifat basa. Struktur batuan ini adalah massive, tidak terdapat rongga
atau lubang udara maupun retakan-retakan. Batuan ini masih segar dan tidak
pernah terkena gaya endogen yang dapat meninggalkan retakan pada batuan.Batuan
ini memeiliki tekstur fanerik karena mineral-mineralnya dapat dilihat langsung
secara kasat mata dan mineral yang besar menunjukkan bahwa mineral tersebut
terbentuk pada suhu pembekuan yang relatif lambat sehingga bentuk mineralnya
besar-besar.Derajat kristalisasi sempurna, bahwa batuan ini secara keseluruhan
tersusun atas kristal sehingga disebut holocrystalline. Tekstur seperti ini
menunjukkan proses pembentukan magma yang lambat. Ion-ion penyusun mineral pada
batuan, dalam lingkungan bertekanan tinggi dan temperatur yang luar biasa
tinggi dapat bergerak sangat cepat dan menyusun dirinya sedemikian rupa
sehingga membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin berukuran besar.
3. Andesit
Proses
terbentuk :Batuan ini berasal dari lelehan lava gunung merapi
yang meletus, batu Andesit terbentuk (membeku) ketika temperatur lava yang
meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100 derajat Celsius. Merupakan jenis
batuan beku luar.
Massa
Jenis : 2,8 –
3 gram/cm3
Warna
: agak gelap (abu-abu tua).
Batu
andesit sering digunakan sebagai :
Nisan
kuburan
Cobek
Lumping
jamu
Cungkup
(kap lampu taman)
Arca
untuk hiasan
Batu
pembuat candi
Sarkofagus
Punden
berundak
Meja
batu
Pusat
kerajinan dan pemotongan batu Andesit juga terdapat di daerah Cirebon dan
Majalengka Jawa Barat. Karena di daerah ini banyak terdapat perbukitan yang
merupakan daerah tambang Batu Andesit. Untuk batu Andesit di daerah cirebon
umum nya bewarna abu-abu dan terdiri dari 2 Jenis utama: Andesit Bintik dan
Andesit Polos.
4.Diorit
Proses
terbentuk : Merupakan batuan hasil
terobosan batuan beku (instruksi) yang Terbentuk dari hasil peleburan lantai
samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction zone. biasanya diproduksi
pada busur lingkaran volkanis, dan membentuk suatu gunung didalam cordilleran (
subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti pada deretan Pegunungan).
Terdapat emplaces yang besar berupa batholiths ( banyak beribu-ribu
mil-kwadrat) dan mengantarkan magma sampai pada permukaan untuk menghasilkan
gunung api gabungan dengan lahar andesite. Termasuk jenis batuan beku dalam
Massa
jenis
: 2,8 – 2,9 gram/cm3
Warna
: Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih
Kegunaan
: batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen dinding maupun lantai
bangunan gedung atau untuk batu belah untuk pondasi bangunan / jalan raya.
5. Basalt
Proses
Terbentuk :
Berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa di permukaan atau dekat
permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng samudera di dunia. Mempunyai ukuran
butir yang sangat baik sehingga kehadiran mineral mineral tidak terlihat.
Massa
jenis
: 2,7 – 3 gram/cm3
Warna
: Gelap
Karakteristik
lain : Batuan
Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas
mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam.
Kandungan mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt
yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang bernama
gabbro. Berdasarkan komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan menjadi dua
tipe, yaitu basalt alkali dan basalt tholeitik. Perbedaan di antara kedua tipe
basalt itu dapat dilihat dari kandungan Na2O dan K2O. Untuk konsentrasi SiO2
yang sama, basalt alkali memiliki kandungan Na2O dan K2O lebih tinggi daripada
basalt tholeitik.
Manfaat
: Basalt kerap digunakan sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan
bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan sebagai agregat.
6.
Obsidian
Proses
Terbentuk :Obsidian
merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil kegiatan erupsi gunung api
bersusunan asam hingga basa yang pembekuannya sangat cepat sehingga akan
terbentuk gelas atau kaca daripada kristal dominan. Obsidian adalah batuan yang
disusun secara keseluruhan dari kaca amorf dan sedikit kristal feldspar,
mineral hitam dan kuarsa.
Massa
Jenis
: 2,36 – 2,5 gram/cm3
Warna
: Warnanya bening seperti kaca dan warnanya kadang-kadang hitam mulus,
merah tua, agak hijau atau abu-abu. Batu ini jarang yang berwarna kuning atau
merah putih atau biru. Batu obsidian sering ditemukan dalam keadaan mengkilau
mulus walaupun belum dipoles. Batu obsidian terbuat dari 70% silicon dioxide
bahkan lebih dan jika tercampur mineral mineral tertentu warnanya akan berubah.
Karakteristik
lain : Batu obsidian
mempunyai nilai keras 5-5.5 berdasarkan daftar keras Mohs dan termasuk batu
mulia tanggung.
Manfaat
:
Dapat
dijadikan sebagai perhiasan cincin
Dijadikan
kerajinan
Di
Itali, Perancis dan Belanda batu ini dipercayai sebagai jimat pengusir roh
jahat yang harus dimiliki di tiap rumah.
7.
Pumice (batu apung)
Proses
Terbentuk
: Batu apung merupakan hasil material erupsi gunung api yang membeku
ketika didalamnya masih terdapat udara sehingga mempunyai sifat titik
berongga-rongga tersebar secara tidak merata. Batu apung mengandung
silika tinggi, dan termasuk jenis batuan beku luar.
ketika didalamnya masih terdapat udara sehingga mempunyai sifat titik
berongga-rongga tersebar secara tidak merata. Batu apung mengandung
silika tinggi, dan termasuk jenis batuan beku luar.
Massa
Jenis
: dibawah 1 gram/cm3
Warna
: Putih, dan coklat muda
Karakteristik
lain
: dapat terapung di air, kedap suara, batuapung juga tahan terhadap api,
kondensi, jamur dan panas.
Manfaat
: Dalam sektor industri lain, batu apung digunakan sebagai bahan pengisi (filler),
pemoles/penggosok (polishing), pembersih (cleaner), stonewashing, abrasif,
isolator temperatur tinggi dan lain-lain.
8. Diorit
Batuan
ini bertekstur feneris, mengandung feldspar plagioklas calsiksodik dalam jumlah
yang besar dengan tipe sodik yang banyak. Plagioklasnya melebihi ortoklas,
kwarsa tidak ada, tetapi mengandung augit dalam jumlah sedikit. Harnbledia
biasanya lebih banyak dari biotit. Diorite sangat mirip dengan gabro, tetapi
diorit plagioklasnya lebih asam (sodik) daripada labradorit. Batuan dengan
plagioklas yang lebih basa disebut dengan gabro. Jika banyak penokris disebut
dengan porfir diorit. diorit terdiri dari kurang lebih 65% plagioklas dan 35%
mineral silikat gelap seperti biotit dan augit. Mineral-mineral accesorisnya
kwarsa, apotik, kalsit, klorit, granit, dan epidot. Varietas yang umum adalah
diorite hornblende. Warna diorit cerah abu-abu gelap hijau keabu-abuan.
9. Liparit
Lapirit
merupakan batuan bertekstur porfiris dan umumnya berwarna putih, mineral
pembentuknya feldspar, kuarsa, biotit dan mungkin juga mineral berwarna gelap.
9. Dasit
Dasit merupakan batuan yang memiliki
ciri-ciri berwarna abu-abu terang, mineral plagioklas berbutir kasar dalam masa
dasar lebih halus. Dasit mengandung 15-20% kwarsa, kurang lebih 60% feldaspar
dan 10-20% biotit atau hornblande. Mineral silikat ada dalam jumlah sedikit.
Misalnya biotit, hornblende, dan augit. Jika panerisnya plagioklas atau kwarsa
banyak, disebut dengan porfir dan dasit. Masa dasar dari batuan ini biasanya
berbutir halus, tetapi dapat juga secara gradual menjadi glass.
10. Skoria
Skoria
merupakan batuan yang terbentuk jika air dan gelombang-gelombang gas lainnya
keluar melalui lava yang mampat (stiff lava), yang luabang-lubangnya lebih
besar kalau dibandingkan dengan purnice. Warna skoria coklat kemerahan sampai
abu-abu gelap dan hitam.
11. Tufa Gelas
Tufa
Gelas merupakan batuan piroklastik yang disusun oleh material hasil gunung api
yang banyak mengandung debu vulkanik dan mineral gelas, dengan warna putih
kekurangan, abu-abu dan kuning kecoklatan. Kegunaan digunakan sebagai timbunan.
B.
BATUAN SEDIMEN
Batuan
endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan
(bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui
tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition)
karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis
batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan
endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.
Batuan
sedimen (batuan endapan) adalah batuan yang terjadi akibat pengendapan materi
hasil erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen. Materi
hasil erosi terdiri atas berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar,
berat dan ada juga yang ringan. Cara pengangkutannya pun bermacam-macam seperti
terdorong (traction), terbawa secara melompat-lompat (saltion), terbawa dalam
bentuk suspensi, dan ada pula yang larut (salution). Klasifikasi lebiih lanjut
seperti berikut:
Berdasarkan proses pengendapannya
batuan sedimen klastik
batuan sedimen kimiawi
batuan sedimen organik
Berdasarkan tenaga alam yang
mengangkut
batuan
sedimen aerik
batuan
sedimen aquatik
batuan
sedimen marin
batuan
sedimen glastik
Berdasarkan tempat endapannya
batuan
sedimen limnik
batuan
sedimen fluvial
batuan
sedimen marine
batuan
sedimen teistrik
Penamaan batuan sedimen biasanya
berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut. Penamaan tersebut adalah:
breksi, konglomerat, batupasir, batulanau, batulempung, stalaktit dan
stalakmit, moraine
Berikut adalah contoh-contoh dan
karakteristik dari batu apung :
1. Konglomerat
Proses
Terbentuk :Konglomerat
merupakan suatu bentukan fragmen dari proses sedimentasi, batuan yang berbutir
kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan ukuran lebih besar
dari 2mm yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh batupasir dan
diperkuat & dipadatkan lagi kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan
energi yang cukup besar untuk menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya
terjadi pada sistem sungai dan pantai.
Warna
: berwarna warni
Manfaat
: Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir
rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon
(source rocks).
2. Batu Pasir
Proses
Terbentuk :Batupasir
adalah suatu batuan sedimen klastik yang dimana partikel penyusunya kebanyakan
berupa butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir dibentuk dari
butiran-butiran yang terbawa oleh pergerakan air, seperti ombak pada suatu
pantai atau saluran di suatu sungai. Butirannya secara khas di semen
bersama-sama oleh tanah kerikil atau kalsit untuk membentuk batupasir tersebut.
Batupasir paling umum terdiri atas butir kwarsa sebab kwarsa adalah suatu
mineral yang umum yang bersifat menentang laju arus.
Warna
: Coklat dan putih
Manfaat
: Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri konstruksi sebagai suatu
kumpulan dan batu-tembok. batupasir hasil galian dapat digunakan sebagai
material di dalam pembuatan gelas/kaca.
3. Breksi
Karakteristik
: Breksi merupakan batuan sedimen klastik yang memiliki ukuran butir yang
cukup besar (diameter lebih dari dua milimeter) dengan tersusun atas batuan
dengan fragmen menyudut (tajam). Ruang antara fragmen besar bisa diisi dengan
matriks partikel yang lebih kecil atau semen mineral yang mengikat batu itu
bersama-sama. Spesimen yang ditunjukkan di atas memiliki ukuran garis tengah
sekitar dua inci (lima sentimeter).
Warna
: merah kecoklatan, keemasan, coklat
Manfaat
: sebagai Hiasan Bisa, misalnya di ukir hingga halus membentuk vas bunga, meja
kecil, atau asbak.
4. Stalakmit dan Stalagmit
Proses
Terbentuknya : Stalaktit dan Stalakmit
adalah bentukan alam khas daerah Karst. Air yang larut di daerah karst akan
masuk ke lobang-lobang (doline) kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari
atap gua ke dasar gua. Nah tetesan-tetesan air yang mengandung kapur ini
lama-lama kapurnya membeku dan menumpuk sedikit demi sedikit lalu berubah jadi
batuan kapur yang bentuknya runcing-runcing. Stalaktit adalah batu yang
terbentuk di atap gua, bentuknya meruncing ke bawah, sedangkan stalakmit adalah
batu yang terbentuk di dasar gua bentuknya meruncing ke atas.
Warna
: kuning, coklat, krem, keemasan, putih
Manfaat
: sebagai keindahan alam (biasanya di gua-gua), dapat di jadikan hiasan rumah.
Tempat
: Sangat sering di temukan di daerah gua, ada juga yang di sekitar air terjun.
5. Batu Lempung
Proses
Terjadinya : Type
utama batulempung menurut terjadinya terdiri dari lempung residu dan lempung
letakan (sedimen), lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk karena
proses pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan
induknya. Kemudian material lempung ini mengalami proses diagenesa sehingga
membentuk batu lempung.
Warna
: Coklat, keemasan, coklat, merah, abu-abu
Manfaat
: Dapat dijadikan kerajinan, seperti asbak, patung, celengan, dll.
Tempat
: Sering ditemukan di Pinggiran Sungai ataupun pinggiran danau.
6. Batu gamping (batu kapur)
Batu
Gamping merupakan batuan carbonat yang paling banyak terdapat, demngan
kenampakan textur aphanitik sampai phanero-cristalin. Warna putih keabu-abuan,
abu-abu, abu-abu gelap, hitam, kuning, coklat, dan lainnya oleh adanya
kotoran-kotoran, oksid besi dan zat-zat organik. Limestone berbutir mulus,
pecahannya conchoidal. Bila ditetesi HCL memercik/berbuih. Mudah larut terutama
dalam air yang mengandung CO2 sehingga terjadi lubang-lubang,
celah-celah, diaklas- diaklas dan lainnya. tebal dapat dari beberpa centimeter
sampai beberapa ratus meter. Beberapa limestone seluruhnya dapat terdiri dari
butir-butir calcit. Keras dari limestone sangat berbeda-beda, ada yang keras
dan ada yang lunak, agak keras, dan sebaginya, tergantung dari texturnya.
Selama proses pelapukan dari limestone, calcium carbonatnya dapat terlarut, dan
yang tertinggal adalah kotoran-kotorannya, yang kemudian dapat terkonsentrasi
dan membentuk clay atau loams yang berwarna merah atau kuning, oleh aksidasi
dari mineral-mineral oksida besi.
Ciri-ciri: Warna putih keabu-abuan,
agak lunak, dan bila ditetesi asam membentuk gas karbondioksida.
Terbentuk
dari hasil pemadatan cangkang hewan lunak atau hewan laut yang telah mati.
Cangkang tersebut terdiri dari kapur tidak musnah.
7. Travertin
Calcium carbonat tidak larut dalam
air murni, tetapi bila aornya mengandung CO2 maka calcium
carbonat itu mudah berubah menjadi biocarbonat. Jadi dibawah tekanan atmosfer,
air yang banyak mengandung CO2 secara perlahan-lahan melarutkan
calcium carbonat, terutama bila air tersebut berasal dari tempat yang dalam
dengan tekanan yang lebih besar dan kandungan CO2 nya lebih
banyak, maka daya melarutkan lebih tinggi. Bila larutan tersebut mencapai
permukaan bumi dibawah tekanan atmosfer, calcium carbonatnya segera diendapkan
oleh proses evaporasi, dan proses ini dapat dipercepat oleh adanya kegiatan
dari tumbuh-tumbuhan (algae). Calcum carbonat yang doiendapkan di mulut/lubang
mata air itu disebut travertine. Pada gua-gua kapur, terjadi pula
pengendapan dari calcium carbonat oleh tetesan-tetesan air secara
perlahan-lahan yang terdiri dari kristal-kristal halus dan kompak, yang disebut
dengan dripstone. Warna putih, kuning, atau cokelat. Struktur fibrous atau
konsentris. Yang tumbuh dari bawah disebut stalagnite.
8. Serpin
Serpin berasal dari lumpur yang
mengendap. Terdiri dari butiran-butiran batu lempung atau tanah liat, pada
umumnya sepertiga terdiri atas kuarsa, sepertiga bahan tanah, sepertiga bahan
lain termasuk karbonat, besi oksida, feldspar, dan zat organik. Berwarna
abu-abu kehijauan, merah, atau kuning. Dimanfaatkan sebagi bahan bangunan.
Berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah liat.
C. BATU
METAMORF
Batuan metamorf adalah batuan yang
terbentuk dari proses metamorfisme batuan-batuan sebelumnya karena perubahan
temperatur dan tekanan. Metamorfisme terjadi pada keadaan padat (padat ke
padat) meliputi proses kristalisasi, reorientasi dan pembentukan mineral-mineral
baru serta terjadi dalam lingkungan yang sama sekali berbeda dengan lingkungan
batuan asalnya terbentuk. Banyak mineral yang mempunyai batas-batas kestabilan
tertentu yang jika dikenakan tekanan dan temperatur yang melebihi batas
tersebut maka akan terjadi penyesuaian dalam batuan dengan membentuk
mineral-mineral baru yang stabil. Disamping karena pengaruh tekanan dan
temperatur, metamorfisme juga dipengaruhi oleh fluida, dimana fluida (H2O)
dalam jumlah bervariasi di antara butiran mineral atau pori-pori batuan yang
pada umumnya mengandung ion terlarut akan mempercepat proses metamorfisme.
Batuan metamorf memiliki beragam
karakteristik. Karakteristik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam
pembentukan batuan tersebut ;
Komposisi
mineral batuan asal
Tekanan
dan temperatur saat proses metamorfisme
Pengaruh
gaya tektonik
Pengaruh
fluida
Pada pengklasifikasiannya
berdasarkan struktur, batuan metamorf diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
oliasi,
struktur planar pada batuan metamorf sebagai akibat dari pengaruh tekanan
diferensial (berbeda) pada saat proses metamorfisme.
Non
foliasi, struktur batuan metamorf yang tidak memperlihatkan penjajaran
mineral-mineral dalam batuan tersebut.
Jenis-jenis Metamorfisme
Metamorfisme
kontak/termal
Metamorfisme oleh temperatur tinggi
pada intrusi magma atau ekstrusi lava.
Metamorfisme
regional
Metamorfisme oleh kenaikan tekanan
dan temperatur yang sedang, dan terjadi pada daerah yang luas.
Metamorfisme
Dinamik
Metamorfisme akibat tekanan
diferensial yang tinggi akibat pergerakan patahan lempeng.
Berikut adalah contoh dan
karakteristik dari betuan metamorf :
1. Gneiss (ganes)
1. Gneiss (ganes)
Merupakan batuan yang
terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan
yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari
kuarsa, feldspar, mika dan amphibole.
Asal
: Metamorfisme regional siltstone, shale, granit
Warna
: Abu-abu
Ukuran
butir
: Medium – Coarse grained
Struktur
: Foliated (Gneissic)
Komposisi
: Kuarsa, feldspar, amphibole, mika
Derajat
metamorfisme : Tinggi
Ciri
khas
: Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan lapisan tipis kaya
amphibole dan mika.
Ganes adalah batuan matemorf dengan
kristal-kristal yang kasar, biasanya berlapis-lapis akibat pemisahan
mineral-mineral yang berbeda sehingga membentuk foliasi sekunder yang kasar.
Terbentuk pada tempat yang dalam dan pada tingkat metamorfise, yang tinggi
bersama-sama dengan struktur pegunungan lipatan. Pada prinsipnya gneiss berasal
dari batuan beku silllicaous seperti granit, monozit kwarsa, syenite, dan
granodiorit, tetapi dapat juga dari rhyolit, tuff, arkosa dan batu pasir
feldspatik. Mineral-mineral utama pada gneis adalah kwarsa dan feldspat,
sedangkan mineral-mineral yang lain adalah, biotite, horblende dan augite.
Warna bervariasi tergantung pada warna mineral dominan yang ada. Pelapisan
disini dihasilkan oleh pergantian warna-warna mineral yang terang dan gelap
atau oleh perbedaan ukuran butir dengan pelapisan yang tebal dan kasar ataupun
tipis. Sering mengandung mineral-mineral metamorf yang lain seperti garnet,
epidot, tournaline, graphite, dan silimanite. Jika batuan beku (sebagian bahn
induknya) adalah sari batuan mafic tertentu, mungkin greiss tersebut dapat
berkembang manjadi serpentine olivin, augite, horblede dan biotite. Jika bahan
beku (sebagian bahan induknya) dapat dikenal maka nama batuan dapat ditentukan
seperti misalnya : gabbro gneiss, syenite gneiss ataupun granite gneiss. Gneiss
yang berasal dari batuan sedimen, contohnya : quatzite gneiss conglomerate
gneiss, politic gneiss (dari sedimen clay) dan calc gueniss (dari cilliceous
limetone dan dolomite) gneiss yang berbentuk oleh penerobosan mineral-mineral
batuan beku kedalam folisasi akan menghasilkan campuran batuan dalam bentuk dike
yang tipis dari material-material quartzfeldspathic. Ini disebut “injection”
gneiss. Batuan ini tersebar luas dan mungkin menempati bagian terbesar dari
tipe gneiss lainnya.
2. Sekis
Schist (sekis) adalah batuan
metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan
ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan
dengan kristal yang mengkilap.
Asal
: Metamorfisme siltstone, shale, basalt
Warna
: Hitam, hijau, ungu
Ukuran butir
: Fine – Medium Coarse
Struktur
: Foliated (Schistose)
Komposisi
: Mika, grafit, hornblende
Derajat metamorfisme : Intermediate
– Tinggi
Ciri
khas
: Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat kristal garnet
3. Marmer
Terbentuk ketika batu gamping
mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi
kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak
dan tanpa foliasi.
Asal
: Metamorfisme batu gamping, dolostone
Warna
: Bervariasi
Ukuran butir
: Medium – Coarse Grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kalsit atau Dolomit
Derajat metamorfisme : Rendah –
Tinggi
Ciri
khas
: Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi
dengan HCl.
Marmer adalah metamorfisme dari
batuan kapur, baik itu batu kapur kalsit maupun batu kapur dolomit.
Terbentuknya terutama disebabkan oleh reksistelisasi calsit. (dolomit) yang
biasanya berbutir lebih kasar daripada batu kapur aslinya. Marmer yang
terbentuk oleh dolomitc disebut marmer dolomit (dolomitic marble). Akibat proses
metamorfos dan rekristalisasi, pelapisan sering meliuk atau bahkan tidak
terlihat sama sekali. Umumnya marmer danmarmer dolomit terbentuk oleh
metamorfisme kontak atau regional dan dijumpai bersama-sama dengan phyllite,
slate, schist, dan metakwarsa. Struktur batu kapur sangat bervariasi dari yang
berbutir sangat halus hingga berbutir sangat kasar. Pada tipe-tipe
metamorfose kontak ditunjukan dari adanya orientasi kristal-kristal yang
memanjang sebagai hasil tekanan yang searah. Meneral-mineral aksesor pada
marmer banyak macamnya antara lain: tremolit, forserite, periclose,
diopside, wollastonite, brucite, spincl, felspar, dan garnet, yang kesemuanya
ini tergantung pada macam material batuan asalnya. Warna yang ditimbulakn mulai
dari cerah atau putih apabila terdiri dari kalsit dan dolomit, tetapi bisa
berwarna kelabu, merah, coklat atau kombinasi warna tergantung pada
mineral-mineral aksesornya. Contoh-contoh batuan marmer yakni: breccia marble,
tremolite marble, graphite marble, talcose marble, phlogopite marble.
4. Kuarsit
Adalah salah satu batuan metamorf
yang keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir (sandstone) mendapat tekanan
dan temperatur yang tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit,
butir-butir kuarsa mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur
asal pada batupasir terhapus oleh proses metamorfosis .
Asal
: Metamorfisme sandstone (batupasir)
Warna
: Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah
Ukuran butir
: Medium coarse
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kuarsa
Derajat metamorfisme : Intermediate
– Tinggi
Ciri
khas
: Lebih keras dibanding glass
5.Milonit
Milonit merupakan batuan metamorf
kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok yang
mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan. Butir-butir batuan ini
lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose.
Asal
: Metamorfisme dinamik
Warna
: Abu-abu, kehitaman, coklat, biru
Ukuran butir
: Fine grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri
khas
: Dapat dibelah-belah
6. serpinit
Serpentinit, batuan yang terdiri
atas satu atau lebih mineral serpentine dimana mineral ini dibentuk oleh proses
serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi adalah proses proses
metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica
mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi
serpentinit.
Asal
: Batuan beku basa
Warna
: Hijau terang / gelap
Ukuran butir : Medium grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi :
Serpentine
Ciri
khas : Kilap berminyak dan lebih
keras dibanding kuku jari
7.Hornfels
Hornfels terbentuk ketika shale dan
claystone mengalami metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku, terbentuk di
dekat dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil. Hornfels bersifat
padat tanpa foliasi.
Asal
: Metamorfisme kontak shale dan claystone
Warna
: Abu-abu, biru kehitaman, hitam
Ukuran butir
: Fine grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kuarsa, mika
Derajat metamorfisme : Metamorfisme
kontak
Ciri
khas
: Lebih keras dari pada glass, tekstur merata
8. Sekismika
Sekismika dihasilkan oleh
metamorfosa regional dengan tingkat lebih tinggi dibandingkan phyllite,
mempunyai foliasi dan kristalin. Ummnya berbutir lebih kasar dari slate dan
phyllite tetapi lebih halus dari gneias. Foliasi tersebut terbentuk oleh
kristal-kristal berbentuk lempeng (play) dan kristal-kristal prismatik.
Mineral-mineral berbentuk lempengan tersebut antara lain : chlorite, sericite,
muscovite, biotite, dan tolc, sedangkan mineral-mineral prismatik adalah
actinolite, kyanite, hornblede, staurolite, dan silimanite. Kadang-kadang
schist hanya terdiri dari satu macam mineral saja, contohnya talc schist,
tetapi pada umumnya terdiri dari dua atau lebih mineral seperti calcite –
sericalcite – albite schist. Sekis sering mengandung mineral-mineral yang
bersifat antara lempengan dan pragmatik (flaky nor prismatic), tetapi
equigracular seperti misalnya : garnet dan feldspar, yang biasanya bertekstur porphyroblastic.
Batuan-batuan scihist dapat pula berasal dari gabbro, basalt, ultrabasin, tuff,
shale dan sandstone. Jika beberapa “ teksture asli batuan asal” masih ada,
akibat tekanan yang kuat, maka batuan disebut, metabasalt, metagabbro dan
sebagainya.
9. Filit
Filit berkaitan dengan perkembangan
aktivitas metamorfik yaitu baliknya temperatur atau bertambah besarnya
rekristalisasi maka slate berubah menjadi filit. Filit secara dominan tersusun
dari mineral-mineral kelompok mika seperti: mika, maricite, dan chlorite.
Batuan ini lebih kasar daripada slate, tetapi ada batas yang tegas antara
keduanya baik dalam hal ukuran butir maupun kandungan mineralnya.
Mineral-mineral seperti muscovit, mika, sericite, dan cholite terdapat dalam
jumlah yang besar. Mineral-mineral asesore dalam jumlah yang sedikit antara
lain megnetit, hematit, graphite, dan tourmaline. Filit disebut pula sericite
phllite, chlorite phyllite atau sericite phyllite. Warna dari putih perak,
merah sampai kehijau-hijauan. Sifat dalam (tenacery) : brittle dan sering
mempunyai pegangan halus hingga agak kasar. Filit dihasilkan oleh metamorfose
regional tingkat rendah terutama dari mineral clay, shall, dan juga tuff dan
tuffacous sedimen.
10. Sabak
Sabak merupakan batuan berbutir
halus dan homogen, mempunyai achistosity planar, tergantung pada pelapisannya.
Oleh karena itu biasanya mempunyai beberapa sudut untuk masing-masing
perlapisan sehingga batuan menjadi balah/rekah kedalam lapisan yang tipis.
Sabak merupakan salah satu istilah struktur dan tidak ada kaitannya dengan
komposisinya. Perlapisan asli dari slate masihg dapat terlihat, apabila berasal
dari abtuan beku basalt seperti struktur amigdoloidal. Sabak berbutir sangat
halus dan hanya dapat dideterminasi dengan mikroskop. Hanya sedikit mineral
sabak yang berbutir kasar seperti: kwarsa, feldspar, cholorite, biotite,
magnetite, hematite, kalsit, dan ineral-mineral yang terdapat pada batuan
shale. Warna yang ditimbulakan dari warna merah, hijau, abu-abu, hingga
hitam. Warna merah karena ada mineral yang hemalit, hijau karena ada mineral
cholorite. Warna abu-abu karena adanya mineral-mineral dari karbon dan
bahan-bahan organik seperti grafit. Sabak yang berasal dari batu pasir “
graywacke” disebut “ graywacke slate”.
11. kuarsit
Kuarsit adalah metamorfose dari
batuan pasir, jika strukturnya tak mengalami perubahan dan masih menunjukan
struktur aslinya. Kuarsit terbentuk akibat panas yang tinggi sehingga
menyebabkan rekristalisasi kwarsa dan felsdpar. Akibat tekanan pada kwarsit
dapat mengakibatkan hancurnya kwarsit tersebut dan menghasilkan tekstur
granoblastik. Kuarsit sangat keras karena adanya sementasi sirikat
(biasanya kwasa kristalin) yang terendapkan disekitar butir-butir kuarsa yang
lebih besar, sehingga menghasilkan ikatan butir yang sangat kuat. Mineral lain
yang dijumpai dalam kuarsit adalah: apatite, zircon, epidote, dan hornblede.
Kuarsit dapat berbentuk akibat metamorfisme kontak atau metamorfis regional
dari pada panas dan tekanan terhadap batu pasir, chert, vien kuarsit, dan kuarsit
pigmatit. Sering berlapis-lapis dan dapat mengandung fosil. Warna dari kuarsit
bervariasi dari putih, coklat hingga mendekati hitam. Adanya hematit memberikan
warna merah muda (pink) sedangkan chlori memberikan warna kehijau-hijauan
0 komentar:
Posting Komentar