KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyusun Tugas Bahasa Indonesia ini dengan baik dan tepat
waktu.
Seperti yang telah
kita ketahui “Pendidikan Karakter” itu sangat penting bagi anak bangsa dari
mulai dini. Semua akan dibahas pada makalah ini kenapa Pendidikan
Karakter itu sangat dibutuhkan dan layak dijadikan sebagai materi pelajaran.
Tugas ini kami buat untuk
memberikan penjelasan tentang keberadaan Pendidikan Karakter bagi
kemajuan bangsa. Semoga makalah yang kami buat ini dapat membantu menambah
wawasan kita menjadi lebih luas lagi.
Kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini.
Atas
perhatian dan waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.
Penyusun,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
……………………………………………………………..
Daftar Isi
……………………………………………………………………
Bab I PENDAHULUAN
………………………………………………
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………
1.3 Tujuan Masalah
………………………………………………….
Bab II PEMBAHASAN
…………………………………………………
2.1 Pengertian Pendidikan Karakter
………………………………
2.2 Pengertian Beda
Karakter dan Kepribadian ………………….....
2.3 Contoh Program
Pendidikan karakter
………………………...
2.4 Pendidikan Karakter Untuk Membangun
Keberadaban Bangsa……..
2.5 Pendidikan Karakter yang Berhasil……………………………………
Bab III PENUTUP
……………………………………………………….
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………..
3.2 Saran ……………………………………………………………….
Daftar Pustaka
……………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam
jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk
memenuhi sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat
penting.
Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk di sekolah harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut.
Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk di sekolah harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut.
Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta
didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan
berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard University
Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak
ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja,
tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).
Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen
oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang
tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan
soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan
karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan. Melihat masyarakat Indonesia
sendiri juga lemah sekali dalam penguasaan soft skill. Untuk itu penulis
menulis makalah ini, agar pembaca tahu betapa pentingnya pendidikan karakter
bagi semua orang, khususnya bangsa Indonesia sendiri.
1.2. Rumusan
Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Adapun
beberapa masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini antara lain:
1.
Apa pengertian dari
pendidikan karakter itu?
2.
Apa pengertian dari beda
karakter dan kepribadian?
3.
Bagaimana contoh program
pendidikan karakter?
4.
Bagaimana peran pendidikan
karakter untuk kemajuan bangsa?
5.
Bagaimana hubungan
pendidikan karakter dengan keberadaban bangsa?
6.
Bagaimana gambaran dari
pendidikan karakter yang sudah berhasil?
1.3. Tujuan
Masalah
Berdasarkan
rumusan masalah yang disusun oleh penulis di atas, maka tujuan dalam penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui apa itu
pendidikan karakter.
2.
Untuk mengetahui apa itu
beda karakter dan kepribadian.
3.
Untuk mengetahui contoh
program pendidikan karakter.
4.
Untuk mengetahui hubungan
pendidikan karakter dengan keberadaban bangsa.
5.
Untuk mengetahui
upaya-upaya dalam meningktakan mutu dari pendidikan karakter.
6.
Untuk
mengetahui bagaiamana gambaran dari pendidikan karakter yang sudah berhasil.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendidikan
Karakter.
Karakter adalah jawaban mutlak untuk menciptakan kehidupan yang
lebih baik didalam masyarakat. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia
yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata
krama,budaya,danadatistiadat.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaansarana,prasarana,dan,pembiayaan,dan,ethoskerjaseluruhwargadanlingkungansekolah.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaansarana,prasarana,dan,pembiayaan,dan,ethoskerjaseluruhwargadanlingkungansekolah.
“Pendidikan karakter yang utuh dan
menyeluruh tidak sekedar membentuk anak-anak muda menjadi pribadi yang cerdas
dan baik, melainkan juga membentuk mereka menjadi pelaku baik bagi perubahan
dalam hidupnya sendiri, yang pada gilirannya akan menyumbangkan perubahan dalam
tatanan sosial kemasyarakatan menjadi lebih adil, baik, dan manusiawi.”(Doni
Koesoema A.Ed)
2.2 Pengertian Beda
Karakter dan Kepribadian.
Kepribadian
adalah hadiah dari Tuhan Sang Pencipta saat manusia dilahirkan dan setiap orang
yang memiliki kepribadian
pasti ada kelemahannya dan kelebihannya di aspek kehidupan sosial dan
masing-masing pribadi. Kepribadian
manusia secara umum ada 4, yaitu :
1. Koleris :
tipe ini bercirikan pribadi yang suka kemandirian, tegas, berapi-api, suka
tantangan, bos atas dirinya sendiri.
2. Sanguinis :
tipe ini bercirikan suka dengan hal praktis, happy dan ceria selalu, suka
kejutan, suka sekali dengan kegiatan social dan bersenang-senang.
3. Phlegmatis
: tipe ini bercirikan suka bekerjasama, menghindari konflik, tidak suka
perubahan mendadak, teman bicara yang enak, menyukai hal yang pasti.
4. Melankolis :
tipe ini bercirikan suka dengan hal detil, menyimpan kemarahan, Perfection,
suka instruksi yang jelas, kegiatan rutin sangat disukai.
Saat setiap manusia belajar
untuk mengatasi dan memperbaiki kelemahannya, serta memunculkan kebiasaan
positif yang baru, inilah yang disebut dengan Karakter.
Misalnya, seorang dengan kepribadian
Sanguin yang sangat suka bercanda dan terkesan tidak serius, lalu sadar dan belajar
sehingga mampu membawa dirinya untuk bersikap serius dalam situasi yang
membutuhkan ketenangan dan perhatian fokus, itulah Karakter. Pendidikan
Karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai
hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian dan lain-lainnya. Dan itu
adalah pilihan dari masing-masing individu yang perlu dikembangkan dan perlu di
bina, sejak usia dini
(idealnya).
Karakter tidak bisa diwariskan, karakter
tidak bisa dibeli dan karakter tidak bisa ditukar. Karakter harus dibangun dan
dikembangkan secara sadar hari demi hari dengan melalui suatu proses yang
tidak instan. Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat
diubah lagi seperti sidik jari.Banyak kami perhatikan bahwa orang-orang dengan
karakter buruk cenderung mempersalahkan keadaan mereka. Mereka sering
menyatakan bahwa cara mereka dibesarkan yang salah, kesulitan keuangan,
perlakuan orang lain atau kondisi lainnya yang menjadikan mereka seperti
sekarang ini. Memang benar bahwa dalam kehidupan, kita harus menghadapi banyak
hal di luar kendali kita, namun karakter Anda tidaklah demikian. Karakter Anda
selalu merupakan hasil pilihan Anda.Ketahuilah bahwa Anda mempunyai potensi
untuk menjadi seorang pribadi yang berkarakter, upayakanlah itu. Karakter,
lebih dari apapun dan akan menjadikan Anda seorang pribadi yang memiliki nilai
tambah. Karakter akan melindungi segala sesuatu yang Anda hargai dalam
kehidupan ini.Setiap orang bertanggung jawab atas karakternya. Anda memiliki
kontrol penuh atas karakter Anda, artinya Anda tidak dapat menyalahkan orang
lain atas karakter Anda yang buruk karena Anda yang bertanggung jawab penuh.
Mengembangkan karakter adalah tanggung jawab pribadi Anda.
2.3 Contoh Program Pendidikan karakter.
A. Lingkungan Sekolah:
v
Training Guru
Terkait
dengan program pendidikan karakter
disekolah, bagaimana menjalankan dan melaksanakan pendidikan karakter
disekolah, serta bagaimana cara menyusun program dan melaksanakannya, dari
gagasan ke tindakan.
Program
ini membekali dan memberikan wawasan pada guru
tentang psikologi anak, cara mendidik anak dengan memahami mekanisme pikiran
anak dan 3 faktor kunci untuk menciptakan anak sukses, serta kiat praktis dalam
memahami dan mengatasi anak yang “bermasalah”
dengan perilakunya.
v Program
Bimbingan Mental
Program
ini terbagi menjadi dua sesi program :
Sesi
Workshop Therapy, yang dirancang khusus untuk siswa usia 12
-18 tahun. Workshop ini bertujuan mengubah serta membimbing mental anak usia
remaja. Workshop ini bekerja sebagai “mesin perubahan instant” maksudnya
setelah mengikuti program ini anak didik akan berubah seketika menjadi anak
yang lebih positif.
Sesi
Seminar Khusus Orangtua Siswa, membantu orangtua
mengenali anaknya dan memperlakukan anak dengan lebih baik, agar anak lebih
sukses dalam kehidupannya. Dalam seminar ini orangtua akan mempelajari
pengetahuan dasar yang sangat bagus untuk mempelajari berbagai teori psikologi
anak dan keluarga. Memahami konsep menangani anak di rumah dan di sekolah,
serta lebih mudah mengerti dan memahami jalan pikiran anak, pasangan dan orang
lain.
B.
Lingkungan Keluarga:
v
Membangun Karakter Anak Sejak Usia Dini.
Karakter
akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap
manusia (triangle relationship), yaitu hubungan dengan diri
sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan
(hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME (spiritual).
Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada
akhirnya menjadi nilai
dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan
cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada
perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya
dengan positif. Untuk itu, Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak
usia dini, salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak
untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan
potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan
sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan
seterusnya.
Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungan
sekitar. Ingat pilihan terhadap lingkungan
sangat menentukan pembentukan karakter
anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi,
bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan
baik dan sehat akan menumbuhkan karakter
sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun
hubungan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan
Tuhan YME terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang
terimplementasi pada kehidupan sosial.
2.4 Pendidikan
Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa.
Dunia pendidikan diharapkan sebagai motor
penggerak untuk memfasilitasi perkembangan karakter, sehingga anggota
masyarakat mempunyai kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis
dan demokratis dengan tetap memperhatikan sendi-sendi Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dan norma-norma sosial di masyarakat yang telah menjadi
kesepakatan bersama. "Dari mana asalmu tidak penting, ukuran tubuhmu juga
tidak penting, ukuran Otakmu cukup penting, ukuran hatimu itulah yang sangat
penting” karena otak (pikiran) dan kalbu hati yang paling kuat menggerak
seseorang itu ”bertutur kata dan bertindak”. Simak, telaah, dan renungkan dalam
hati apakah telah memadai ”wahana” pembelajaran memberikan peluang bagi peserta
didik untuk multi kecerdasan yang mampu mengembangkan sikap-sikap: kejujuran,
integritas, komitmen, kedisipilinan, visioner, dan kemandirian. Sejarah
memberikan pelajaran yang amat berharga, betapa perbedaan, pertentangan, dan
pertukaran pikiran itulah sesungguhnya yang mengantarkan kita ke gerbang
kemerdekaan. Melalui perdebatan tersebut kita banyak belajar, bagaimana
toleransi dan keterbukaan para Pendiri Republik ini dalam menerima pendapat,
dan berbagai kritik saat itu. Melalui pertukaran pikiran itu kita juga bisa
mencermati, betapa kuat keinginan para Pemimpin Bangsa itu untuk bersatu di
dalam satu identitas kebangsaan, sehingga perbedaan-perbedaan tidak menjadi
persoalan bagi mereka.
Karena itu pendidikan karakter harus digali
dari landasan idiil Pancasila, dan landasan konstitusional UUD 1945. Sejarah
Indonesia memperlihatkan bahwa pada tahun 1928, ikrar “Sumpah Pemuda”
menegaskan tekad untuk membangun nasional Indonesia. Mereka bersumpah untuk
berbangsa, bertanah air, dan berbahasa satu yaitu Indonesia. Ketika merdeka
dipilihnya bentuk negara kesatuan. Kedua peristiwa sejarah ini menunjukan suatu
kebutuhan yang secara sosio-politis merefleksi keberadaan watak pluralisme
tersebut. Kenyataan sejarah dan sosial budaya tersebut lebih diperkuat lagi
melalui arti simbol “Bhineka Tunggal Ika” pada lambang negara Indonesia.
Dari mana memulai dibelajarkannya nilai-nilai
karakter bangsa, dari pendidikan informal, dan secara pararel berlanjut pada
pendidikan formal dan nonformal. Tantangan saat ini dan ke depan bagaimana kita
mampu menempatkan pendidikan karakter sebagai sesuatu kekuatan bangsa. Oleh
karena itu kebijakan dan implementasi pendidikan yang berbasis karakter menjadi
sangat penting dan strategis dalam rangka membangun bangsa ini. Hal ini
tentunya juga menuntut adanya dukungan yang kondusif dari pranata politik,
sosial, dan,budayabangsa
“Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa” adalah kearifan dari keaneragaman nilai dan budaya kehidupan bermasyarakat. Kearifan itu segera muncul, jika seseorang membuka diri untuk menjalani kehidupan bersama dengan melihat realitas plural yang terjadi. Oleh karena itu pendidikan harus diletakan pada posisi yang tepat, apalagi ketika menghadapi konflik yang berbasis pada ras, suku dan keagamaan. Pendidikan karakter bukanlah sekedar wacana tetapi realitas implementasinya, bukan hanya sekedar kata-kata tetapi tindakan dan bukan simbol atau slogan, tetapi keberpihak yang cerdas untuk membangun keberadaban bangsa Indonesia. Pembiasaan berperilaku santun dan damai adalah refreksi dari tekad kita sekali merdeka, tetap merdeka. (MuktionoWaspodo)
“Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa” adalah kearifan dari keaneragaman nilai dan budaya kehidupan bermasyarakat. Kearifan itu segera muncul, jika seseorang membuka diri untuk menjalani kehidupan bersama dengan melihat realitas plural yang terjadi. Oleh karena itu pendidikan harus diletakan pada posisi yang tepat, apalagi ketika menghadapi konflik yang berbasis pada ras, suku dan keagamaan. Pendidikan karakter bukanlah sekedar wacana tetapi realitas implementasinya, bukan hanya sekedar kata-kata tetapi tindakan dan bukan simbol atau slogan, tetapi keberpihak yang cerdas untuk membangun keberadaban bangsa Indonesia. Pembiasaan berperilaku santun dan damai adalah refreksi dari tekad kita sekali merdeka, tetap merdeka. (MuktionoWaspodo)
2.5 Pendidikan
Karakter yang Berhasil.
Keberhasilan program pendidikan karakter
dapat diketahui melalui pencapaian indikator oleh peserta didik sebagaimana
tercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan SMP, yang antara lain meliputi sebagai
berikut :
-
Mengamalkan ajaran agama
yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja.
-
Memahami kekurangan dan
kelebihan dirisendiri.
-
Mematuhi aturan-aturan
sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas.
-
Menghargai keberagaman
agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional.
-
.Menunjukkan sikap percaya
diri.
-
Mencari dan menerapkan
informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan
kreatif.
-
Menunjukkan kemampuan
berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif.
-
Menunjukkan kemampuan
belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
-
Menunjukkan kemampuan
menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
-
Mendeskripsikan gejala alam
dan social.
-
Memanfaatkan lingkungan
secara bertanggungjawab.
-
Menerapkan nilai-nilai
kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi
terwujudnya persatuan dalam Negara kesatuan Republik Indonesia.
-
Menghargai karyaseni dan
budayanasional.
-
Menghargai tugas pekerjaan
dan memiliki kemampuan untuk berkarya.
-
Menerapkan hidup bersih,
sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik.
-
Berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dansantun.
-
Memahami hak dan kewajiban
diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; Menghargai adanya perbedaan pendapat.
-
Menunjukkan kegemaran
membaca dan menulis naskah pendek sederhana.
-
Menunjukkan keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
sederhana.
-
Menguasai pengetahuan yang
diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah.
Memiliki jiwa kewirausahaan.
Memiliki jiwa kewirausahaan.
-
Menunjukkan sikap percaya
diri.
Pada
tataran sekolah, kriteria pencapaian pendidikan karakter adalah terbentuknya
budaya sekolah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan
simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar
sekolah harus berlandaskan nilai-nilai tersebut.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas
penulis dapat menyimpulkan beberapa kategori yaitu:
Bangsa Indonesia telah berusaha untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter melalui sekolah-sekolah, terutama Sekolah Menengah Pertama (SMP), karena anak usia SMP sangat cocok untuk diberi pembelajaran tentang pendidikan karakter.
Guru adalah orang tua para siswa. Karenanya, Rosulullah melarang para orangtua (guru) mendoakan keburukan bagi anak-didiknya. Mendoakan keburukan kepada anak merupakan hal yang berbahaya. Dapat mengakibatkan kehancuran anak dan masa depannya.
Bangsa Indonesia telah berusaha untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter melalui sekolah-sekolah, terutama Sekolah Menengah Pertama (SMP), karena anak usia SMP sangat cocok untuk diberi pembelajaran tentang pendidikan karakter.
Guru adalah orang tua para siswa. Karenanya, Rosulullah melarang para orangtua (guru) mendoakan keburukan bagi anak-didiknya. Mendoakan keburukan kepada anak merupakan hal yang berbahaya. Dapat mengakibatkan kehancuran anak dan masa depannya.
Pendidikan karakter
bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di
sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia
peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.
Bila pendidikan karakter
telah mencapai keberhasilan, tidak diragukan lagi kalau masa depan bangsa
Indonesia ini akan mengalami perubahan menuju kejayaan. Dan bila pendidikan
karakter ini mengalami kegagalan sudah pasti dampaknya akan sangat besar bagi
bangsa ini, negara kita akan semakin ketinggalan dari negara-negara lain.
3.2 Saran
Pemerintah harus selalu
memantau atau mengawasi dunia pendidikan, karena dari dari dunia pendidikan
Negara bisa maju dan karena dunia pendidikan juga Negara bisa hancur, bila
pendidikan sudah disalah gunakan.
Selain mengajar, seorang
guru atau orang tua juga harus mendo’akan anak atau muridnya supaya menjadi
lebih baik, bukan mendo’akan keburukan bagi anak didiknya.
Guru harus memberikan rasa aman dan keselamatan kepada setiap peserta didik di dalam menjalani masa-masa belajarnya, karena jika tidak semua pembelajaran yang di jalani anak didik akan sia-sia. Semoga karya tulis dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi pembaca. Amiiin..
Guru harus memberikan rasa aman dan keselamatan kepada setiap peserta didik di dalam menjalani masa-masa belajarnya, karena jika tidak semua pembelajaran yang di jalani anak didik akan sia-sia. Semoga karya tulis dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi pembaca. Amiiin..
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
PENDIDIKAN KARAKTER
NAMA KELOMPOK :
1.
LISA RISMAYANTI
2.
TITIN MAULIDA
SMA YADINU MASBAGIK
2015
0 komentar:
Posting Komentar